Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bersilaturahim dengan beberapa tokoh Betawi di rumah KH Nuri Tohir di Jalan DI Pandjaitan Kav 25 Kebon Nanas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016). Menggunakan kemeja putih dan peci hitam, dia kemudian memberi sambutan dalam acara silaturahim Forum Ulama Habaib Jakarta.
“Saya selesai bertugas di kementerian di bulan Juli. Allah Maha Tahu. Saya melihat ini sebagai rencana Tuhan. Saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden, apresiasi diberi kesempatan,” katanya saat menyampaikan sambutan.
Menerima tugas sebagai menteri, menurut Anies, bagaikan seorang prajurit yang diberi tugas. “Seperti seorang prajurit, diberi tugas kita berangkat, dipanggil pulang kita pulang,” katanya.
Setelah Anies menyelesaikan tugas sebagai menteri, rencana Tuhan yang dimaksud Anies adalah pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia harus berdampingan dengan Sandiaga Salahuddin Uno, yang berlawanan kubu dengan Anies di Pilpres 2014.
“Saya adalah juru bicara Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Dan kompetitornya Pak Prabowo, juru bicaranya Sandiaga Uno,” ujarnya.
Menurut Anies, bersatunya dia dengan Sandiaga pada Pilgub DKI membawa kepentingan negara. Berpolitik, menurut dia, beda dengan bernegara. “Hari ini kita sedang bernegara, bukan berpolitik. Kalau berpolitik, yang dibawa kepentingan politik. Kalau bernegara, yang dipikirkan adalah kepentingan negara,” sebutnya.
Cagub DKI Jakarta itu kembali menegaskan, akan memimpin Jakarta dengan fokus pada manusia dan budayanya.