Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Timur, Supriyanto akhirnya melaporkan kasus kekerasan yang terjadi di depan KPUD setempat ke kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Rabu (14/8/2014).
Dirinya mengaku telah menceritakan kronologis pengeroyokan yang dialami oleh Marsekan Ibrahim (30) oleh puluhan aparat kepolisian Jatim.
“Jadi unjuk rasa damai kami jalankan tanggal 6 Agustus 2014 sekira pukul 10.30 WIB. Saya sebagai korlap ingin menyampaikan aspirasi di depan KPUD Jatim dan sudah kami sampaikan permohonan unras ke kepolisian Jatim,” kata Supriyanto.
Supriyanto menceritakan, pada saat pihaknya belum sampai di depan KPUD massa pengunjuk rasa sudah dihadang oleh ribuan polisi yang menjaga dan meminta agar mereka melakukan aksi demonstrasi dari jarak 600 meter dari depan KPUD Jatim.
“Kami kan izinnya di depan KPUD Jatim bukan jauh dari KPUD. Kemudian kami menanyakan hal ini ke Wakapotabes Surabaya namun hasilnya nihil selama tiga kali diskusi. Ini artinya, apakah kami disuruh demo jauh dan dibentrokan ke masyarakat supaya Prabowo-Hatta dicap jelek oleh masyarakat,” ucapnya.
Supriyanto mengatakan, karena tidak mencapai titik temu dengan aparat kepolisian, massa peserta demonstrasi kesal dan menabrakan mobil komando ke kawat berduri yang dipasang sepanjang depan KPUD Jatim.
“Padahal itu hanya kawat berduri tiba-tiba dari arah berlawanan kepolisian menyemprotkan water canon ke arah kami sehingga ada satu kawan kami yaitu Marsekan Ibrahim terjatuh dan kemudian diangkat masuk kedalam (posisi) yang sudah banyak polisi dan kemudian dipukuli,” ceritanya.
Supriyanto pun mempertanyakan apakah yang salah dalam unjuk rasa damai yang dilakukan pihaknya. Dirinya mengaku bahwa pihaknya adalah warga sipil yang hanya ingin menyuarakan aspirasi ke KPUD Jatim.
“Kami melaporkan hari ini ke Komnas HAM karena telah melanggar hak kami sebagai warga yang ingin menyuarakan pendapat kami. Dan kami juga akan melaporkan hal ini ke Kompolnas,” tandasnya.
Akibat pemukulan tersebut, Marsekan Ibrahim mendapat 12 jahitan di kepalanya dan di dahinya dengan kedalaman 3,5 cm. Marsekan Ibrahin adalah Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Tunas Indonesia Raya Jawa Timur.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sugiyarto
Sumber: tribunnews.com