Jakarta – Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-49 yang jatuh hari ini, Pemerintah didesak mengevaluasi sektor kesehatan karena masih banyak masalah kesehatan yang belum diatasi serius.
Sebagai bukti, kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, pada Oktober 2013, World Bank menempatkan Indonesia sebagai negara dengan sanitasi terburuk kedua di dunia. Kualitas sanitasi dan air minum Indonesia masih jauh tertinggal dari Vietnam dan Myanmar.
Kerugian ekonomi akibat hal itu mencapai 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto atau sekitar Rp 56 triliun per tahun.
Masalah lain adalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Indeks Pembangunan Manusia program pembangunan PBB 2013, AKI Indonesia 220 per 100.000 kelahiran hidup. Jauh berada di bawah Singapura, Brunei, dan Malaysia.
Selain itu, rasio antara dokter dan masyarakat masih jauh dari ideal, yakni 1:3500. Artinya, satu dokter melayani 3500 warga. Sedangkan standar WHO 40 dokter umum per 100 ribu penduduk.
Kesenjangan akses kesehatan juga masih tinggi. Bisa dilihat wisatawan medis di Malaysia dan Singapura yang 69 persen berasal dari Indonesia.
“Berbagai masalah tersebut karena pemerintah belum serius meningkatkan sektor kesehatan,” tegas Fadli Zon di Jakarta, Selasa (12/11).
Dia menjelaskan bahwa pada 2011 anggaran Kemkes 2,51 persen dari APBN. Di 2013 turun menjadi 2,17 persen. Pada RAPBN 2014 menjadi 2,47 persen, alias masih jauh di bawah standar ideal WHO sebesar 15 persen.
Karena itu, Partai Gerindra mendorong Indonesia mengimplementasikan Universal Health Coverage, untuk memastikan setiap warga mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya tanpa kesulitan melakukan pembayaran.
Pemerintah harus memberlakukan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat. Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 40 triliun.
“Semakin meningkatnya kesehatan masyarakat akan mampu meningkatkan produktivitas dan mengurangi kemiskinan,” tandas Fadli.
Sumber: beritasatu.com