RMOL. Partai Gerindra prihatinan mengenai kondisi pertanian Indonesia yang terus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Kepala Bidang Kominfo Gerindra, Ondy A. Saputra mengungkapkan, seperti data yang dirilis Badan Pusat Statistik, untuk impor beras selama Januari-Juni 2013, tercatat sebesar 239 ribu ton atau US$ 124,4 juta.
Sementara itu kata Ondy, jagung impor masuk ke Indonesia selama Januari-Juni 2013 tercatat 1,3 juta ton atau US$ 393 juta. Demikian pula dengan impor kedelai, periode Januari-Juni 2013 adalah 826 ribu ton atau 509,5 juta. Impor Tepung terigu juga dilakukan. Tercatat impor masuk sejak Januari-Juni 2013 mencapai 82.501 ton atau US$ 36,9 juta.
“Bahkan garam pun termasuk komoditas yang diimpor. Selama Januari-Juni 2013 impor tercatat 923 ribu ton atau senilai US$ 43,1 juta.” ujar Ondy dalam rilisnya, Selasa (24/9).
Partai besutan Prabowo Subianto ini juga mempertanyakan keberpihakan Pemerintah kepada petani lokal, munculnya produk impor membuat produk lokal sulit bersaing karena kebijakan ekonomi pemerintah yang menerapkan sistem neo-liberalisme. Bahkan Pemerintah punya rencana untuk membeli lahan di Australia untuk pengembangbiakkan sapi, mengapa tidak memanfaatkan lahan di Tanah Air. Pemerintah kata Ondy seharusnya punya kebijakan yang pro-petani lokal. Karena dengan kebijakan tersebut maka tidak perlu lagi kita mengimpor karena kebutuhan pangan dapat terpenuhi oleh produk lokal.
Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prof Suhardi mengharapkan, peringatan Hari Tani Nasional ini menjadi momentum untuk pertanian nasional yang lebih baik, dan semoga kedepannya visi besar mencapai kemandirian pangan menjadi agenda prioritas kebijakan nasional serta program kesejahteraan petani mendapat porsi yang lebih banyak dalam agenda haluan pembangunan. [rus]
Sumber: rmol.co