Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana mendatangkan pelatih dari luar negeri untuk atlet-atlet semua cabang di Ibu Kota.
“Tapi kelemahannya kalau datangkan pelatih itu dia enggak ada sparing partner yang sudah hebat. Menjelang PON kita harus banyak menganggarkan dana seperti ini,” ujar Ahok setelah bertemu dengan jajaran KONI Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Jumat (19/7).
Kemudian, Ahok ingin dalam memilih orang tidak menggunakan prinsip suka sama suka secara pribadi. Tetapi harus secara sportif dan profesional.
“Tidak boleh lagi ada jatah-jatahan. Di Jakarta kan banyak pendatang,” katanya.
Politikus Gerindra itu ingin para atlet bersaing secara sehat, sehingga masing-masing daerah dapat yang terbaik. Ahok juga tidak setuju jika ada provinsi yang mendapat jatah lebih untuk mengirim atletnya.
“Kita mau yang terbaik. Jakarta harus jadi sebuah model,” tegasnya.
Selain itu, pengurus yang sudah tidak dapat mengelola KONI harus mundur dan diberikan kepada pihak yang benar-benar ingin bekerja keras. Pasalnya, sudah turun prestasi atlet masih tidak mau turun juga.
“Contoh Persija. Tiba-tiba PT, DKI enggak punya saham. Kita bingung, kenapa enggak ada sahamnya. Kita mau ambil alih enggak boleh, mau dijual. Nah ini gimana caranya. Kalau anda betul-betul cinta sama olahraga, anda rela kan,” terangnya.
Hal ini sama dengan dirinya dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai orang politik. Walaupun, Jakarta kemacetan bertambah gila, jadi harus membangun MRT dan segala perbaikan transportasi umum.
“Ini resiko kami bisa tidak terpilih loh 2017. Karena orang pasti bilang macetnya mana ini. Kami mesti makan pil pahit. Kami saja rela sekalipun kami tidak dipilih,” katanya.
Bahkan, ada orang yang sumpah-sumpah tidak bakal memilih Jokowi-Ahok kembali sampai 7 turunan tidak masalah. Namun, terpenting perbaikan pola transportasi, perumahan, sungai-waduk dan penataan PKL di Jakarta harus beres.
“Harusnya insan olahraga lebih sportif dari orang politik,” ucapnya.
Ahok mengaku untuk perbaikan olahraga di Jakarta akan menyiapkan anggaran dari APBD. Selain itu, Ahok juga akan memberikan dana dalam bentuk hibah sosial untuk membantu gaji atlet dan biaya perbaikan gedung, pengiriman atlet ke luar negeri maupun operasional.
Adapun pemilihan negara tujuan atlet berbagai macam. Misal, kalau Sumo dapat dikirim ke Jepang, badminton dapat diarahkan ke mantan pemain kawakan Icuk Sugiarto, senam ke Eropa Timur dan sepakbola kemungkinan dapat ke Brazil.
Sementara itu, dikesempatan yang sama pihak KONI yang diwakili oleh Dwini mengaku harapan besar kemajuan olahraga digantungkan kepada kepemimpinan Jokowi-Ahok. Sebab, siapa saja termasuk atlet terkumpul di Ibu Kota.
“Jadi kalau sampai tidak maju, ada sesuatu yang salah. Dan mudah-mudahan tidak begitulah karena kita mengantisipasi semua kelemahan kekurangan agar supaya betul-betul berkibar keolahragaan di Jakarta,” kata Dwini.
Untuk penambahan anggaran yang akan dikucurkan oleh Pemprov, Dwini mengaku sebagai orang perbankan maka masalah pengawasan, dan penggunaan keuangan menjadi prioritas.
“Menjadi good governance, kemudian juga risk management, itu kita terapkan di managemen KONI,” tandasnya.
[did]
Sumber: merdeka.com