RMOL. Indonesia sekarang berada di persimpangan jalan. Cita-cita demokrasi disandra kelompok kurawa, perlambang angkara murka. Meraka diajarkan keinginan masing-masing dengan mengatakan persetan dengan orang.
Begitu disampaikan calon presiden Prabowo Subianto dalam diskusi “Masa Depan Indonesia: Tantangan 20 tahun ke Depan dan Analisis Politik 2012, Suara Tuhan: Suara Rakyat Versus Suara Elite” di Garden Terrace Hotel Four Seasons,
Jakarta, Selasa (18/12).
Namun demikian, Prabowo masih percaya bahwa demokrasi adalah sitem yang terbaik asal prosesnya dijalankan dengan benar dan baik.
“Saya percaya dan komit pada demokrasi. Kita harus melihat ada keberhasilan pada bangsa kita. Kita sudah merintis keadaan demokrasi,” katanya.
Hal itulah aku mantan Danjen Kopassus ini, dirinya terpanggil untuk terjun ke dunia politik yang dalam arti sederhana berarti upaya untuk memperbaki rakyat.
“Sebagai anak bangsa saya ingin memberbaiki bangsa, makanya saya masuk politik. Saya pernah belajar politik,” katanya lagi.
Namun Prabowo mengaku banyak belajar dari dunia politik yang dilakoninya selama ini. Teori dan konsepsi demokrasi yang sudah bagus ditulis di buku-buku ternyata tidak sesuai dengan praktek dan realitanya di lapangan.
“Di dalam teori di kampus yang ada adalah benar salah, sedangkan di lapangan yang ada adalah menag kalah. Tidak ada dosen dan kampus yang mengajarkan serangan fajar. Namun kalau tidak ngerti serangan fajar, dia tidak ngerti politik Indonesia,” imbuh pendiri Partai Gerindra itu disambut tepuk tangan hadirin. [dem]
Sumber: rmol.co