Oleh: Iman Firdaus
Deputy Gubernur BI Muliaman D Hadad terpilih jadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. Masa peralihan dari BI dan Bapepam-LK, tidak akan mudah.
Setelah melalui serangkaian uji kelayakan dan kepatutan (fit and porper test) di Komisi XI DPR, awal Juni lalu, Deputy Gubenur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad akhirnya terpilih secara aklamasi memimpin OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Pemilihan ketua OJK dilakukan secara terutup. Namun pemilihan enam anggota komisioner dilakukan secara terbuka melalui mekanisme voting tertutup.
Hasil voting menghasilkan Kepala Bapepam LK (Lembaga Keuangan) Nurhaida sebagai pengumpul suara terbanyak, yakni 54 suara. Adapun calon yang menghasilkan suara terbanyak lainnya adalah mantan Kepala Perwakilan BI New York Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono (53 suara) dan Komisioner LPS Firdaus Djaelani (53 suara). Lalu, mantan Auditor BPK Ilya Avianti (50 suara), mantan Direktur Internasional BI Nelson Tampubolon (50 suara) dan Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto (40 Suara).
“Keenam calon yang memiliki suara terbanyak terpilih sebagai anggota DK-OJK,” ujar Ketua Komisi XI Emir Moeis. “Kita harapkan ini yang terbaik, mudah-mudahan bisa berhasil. Ingat ini lembaga yang sangat strategis, penting dan besar,” tambahnya.
Setelah lembaga ini terbentuk dan memiliki dewan, Muliaman berjanji akan segera melakukan tugas yaitu melakukan konsolidasi internal yang akan menentukan efektivitas lembaga ini. Memerhatikan harapan masyarakat atas lembaga di tengah kondisi global keuangan yang perlu terus dipantau, melakukan koordinasi dengan lembaga keuangan lain, termasuk dengan DPR dan perlu meninjau ulang berbagai perizinan.
Nama Muliaman tidak asing di lingkungan Bank Indonesia (BI). Sebab lelaki kelahiran Bekasi, Jawa Barat, pada 3 April 1960 ini sudah bergabung dengan BI sejak 1986, sebagai staf umum di Kantor Bank Indonesia Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebagian besar waktunya di Bank Indonesia digunakan untuk menekuni bidang perbankan. Selain perbankan, bidang lain yang pernah digelutinya adalah bidang perencanaan strategis dan program transformasi organisasi.
Masuk Fakultas Ekonomi UI pada 1979 mengambil jurusan Studi Pembangunan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada 1984. Ia termasuk salah seorang lulusan tercepat diangkatannya. Pada 1990 mengambil mengikuti program pendidikan S2 di John F. Kennedy School of Goverment, Harvard University, USA, dan memperoleh gelar Master of Public Administration pada 1991. Selanjutnya pada 1996, Muliaman mendapatkan gelar Doctor of Philosophy dari Faculty of Bussines and Economics, Monash University, Australia.
Karena kepintarannya, Muliaman dikenal sebagai Deputi Gubernur BI termuda saat ini. Di samping tugas kedinasan, beberapa pengalaman organisasi yang penting dilakoninya adalah sebagai Sekjen PP ISEI (2003-2006 dan 2006-2009), Sekretaris Dewan Penasihat Indonesian Risk Proffesionals Association (IRPA), dan Ketua Komite Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Selain itu, Muliaman saat ini juga berkarya sebagai Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia dan Ketua ILUNI FE 2007-2010.
Muliaman juga dikenal rajin menulis karya ilmiah yang diterbitkan di berbagai jurnal. Ia juga sering tampil sebagai pembicara di berbagai forum internasional, khususnya untuk topik kerangka regulasi finansial dan kestabilan sistem keuangan.