JAKARTA – Tim advokasi pasangan Fauzi ‘Foke’ Bowo-Nachrowi ‘Nara’ Ramli telah melaporkan pasangan Jokowi-Ahok ke Panwaslu DKI terkait iklan Jokowi-Ahok bersama Prabowo Subianto yang tayang di televisi swasta pada Minggu (13/5/2012) malam. Tindakan tersebut dinilai bentuk kepanikan calon incumbent pada pemilukada DKI tahun ini.
Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengatakan tim Foke-Nara memang berhak mengadukan pasangan Jokowi-Ahok ke Panwaslu DKI karena memang dibenarkan dalam peraturan.
“Tetapi yang menarik disini adalah mental psikologis dari Foke. Sebagai calon incumbent, Foke seharusnya merasa di atas angin karena memiliki jaringan birokrasi yang tak mungkin ditandingi kandidat manapun. Tetapi tampaknya Foke bersama tim suksesnya berperilaku seperti penantang yang tidak pede,” ujar Hasan, Selasa (15/4/2012) dalam keterangan persnya.
Hasan pun berpendapat, dari segi biaya kampanye, pasangan Foke-Nara yang paling siap. Namun pernyataan yang sering terlontar dari Foke maupun Nara yang sering menyerang kandidat lain, menurut Hasan sebagai bentuk tidak percaya diri pasangan tersebut.
“Biasanya, orang yang merasa tidak percaya diri akan cenderung tampil ofensif. Menyerang dan mencari-mencari kelemahan lawan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Foke memang kerap menyerang calon lain melalui statement yang dikeluarkannya. Misalnya pada Sabtu (5/5/2012) lalu di hotel Sahid, Foke mengatakan tidak ada tempat untuk baju kotak-kotak di Jakarta. Sedangkan baju kotak-kotak merupakan baju seragam resmi pasangan Jokowi-Ahok.
Kemudian pada Kamis (10/5/2012) di Balai Kota, Foke membandingkan jumlah penduduk miskin di Jakarta dengan Solo dan Sumatera Selatan.
“Di Sumsel penduduk miskinnya 13,95 persen dari total penduduknya. Di Solo pada 2011 kemarin sampai 14 persen dari total penduduk. Provinsi mana yang Gubernurnya mau jadi Gubernur di Jakarta, berapa angka kemiskinannya? Walikota yang juga mau jadi Gubernur, angka penduduk miskinnya juga masih tinggi,” kata pria berkumis tersebut.
(tribunnews.com)