Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengajak tokoh agama dan masyarakat untuk mendukung dan berperan aktif dalam sosialisasi Pemilu 2009.
Ajakan tersebut disampaikan Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary di Jakarta, Kamis (26/2), dalam forum dialog antara KPU dengan tokoh-tokoh agama dari sejumlah organisasi keagamaan.
“Kami mengharapkan dukungan dari tokoh agama karena pemilu ini adalah kerja bangsa. Jika pemilu sukses maka bangsa Indonesia juga sukses,” katanya dalam forum dialog didampingi anggota KPU Endang Sulastri dan Andi Nurpati.
Hafiz menuturkan, penyelenggara pemilu tidak dapat bekerja sendirian dan membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk dari tokoh-tokoh agama maupun masyarakat pada umumnya.
Dana sosialisasi pemilu yang dianggarkan sangat terbatas. Untuk itu, KPU mengharapkan kerjasama dari tokoh agama guna mengajak masyarakat mengerti pentingnya partisipasi dalam pemilu.
“Kita tidak mengarahkan masyarakat untuk memilih siapa tetapi bagaimana menggunakan hak pilihnya dengan benar,” katanya.
Selain itu, KPU juga meminta dukungan dari tokoh agama untuk ikut menciptakan suasana yang sejuk, aman, dan damai selama pemilu. Dalam kesempatan tersebut Ketua KPU juga menegaskan bahwa pemilu dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 9 April 2009.
Sebelumnya KPU menerima permohonan dari perwakilan masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk menggeser hari pelaksanaan pemilu karena bertepatan dengan perayaan Pekan Suci. Permintaan serupa juga disampaikan perwakilan masyarakat di Bali.
Namun permintaan itu tidak dapat dipenuhi karena dalam undang-undang telah disebutkan bahwa pemilu harus dilaksanakan serentak. Pemilu susulan hanya dilaksanakan jika terjadi kondisi darurat seperti bencana alam.
Hadir dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari sejumlah organisasi keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia, Al Irsyad Al Islamiyah, Majelis Tinggi Umat Kong Hu Cu, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Persatuan Gereja Indonesia, Komite Agung Sangha Indonesia, dan ICMI. (mediaindonesia)