Prabowo Subianto memilih turun langsung ke masyarakat ketimbang bertumpu pada mesin partai. Daya sentuh nurani mereka kuat. Prabowo dan Partai Gerindra akan jadi kuda hitam pada Pemilu 2009 nanti.
Langkah kuda, begitulah yang dilakukan Prabowo dan Gerindra. Mereka memperkuat basis konstituen dan jaringan sosial di berbagai pelosok Tanah Air. Gerakan ke akar rumput ini, diprediksi para analis politik, bakal lebih membumi dalam upaya mensukseskan perolehan suara bagi partai nasionalis ini.
Menurut Glenny Kairupan, seorang tokoh Gerindra dan mantan perwira Baret Merah Kopasus, Prabowo dan Gerindra menyadari mesin partai di Indonesia dewasa ini tak bisa sepenuhnya diandalkan. Karena itu, diperlukan kerja keras. Mereka harus turun ke masyarakat petani, nelayan, pedagang tradisional, dan lapisan bawah lainnya untuk meraih basis sosial yang kuat.
“Kita sudah tak bisa hanya mengandalkan mesin politik partai dalam meraih dukungan. Prabowo dan kami semua sebagai kekuatan Gerindra sadar sepenuhnya bahwa slogorde partai mesti bekerja keras, melakukan langkah-langkah nyata dengan turun ke bawah, membangun jaringan di daerah-daerah,’’ kata Glenny, Ketua Partai Gerindra yang juga pengajar Lemhannas kepada INILAH.COM.
Analis politik Yudi Latif, mantan Wakil Rektor Universitas Paramadina, melihat Prabowo dan Gerindra memiliki daya sentuh nurani yang kuat. Komitmen dan visi-misinya jelas, yakni membangun pertanian, kebaharian dan pedesaan. Sebuah mimpi rakyat miskin yang sejak lama diabaikan.
“Siapapun akan tersentuh untuk menolong Prabowo dan Gerindra. Jika Prabowo bersikap mengayomi, ramah dan terbuka kepada semua anak bangsa yang miskin dan lemah, serta bersungguh-sungguh meminta tolong kepada mahasiwa dan masyarakat, partainya akan makin besar, kuat dan berwibawa,’’ kata Yudi Latif, Direktur Reform Institute itu.
Glenny Kairupan, pensiunan Mayjen TNI dan mantan Danrem Dili, menegaskan Gerindra komit dan prihatin atas kesulitan rakyat dewasa ini. “Prabowo dan Gerindra terbuka dan komit untuk amanat rakyat. Kita menyadari sebagian rakyat sudah kecewa dan tak perduli kepada partai politik karena perilaku yang tak etis dan tak santun dari sebagian besar politisi di masa lalu,” kata Glenny.
Gerindra menyadari, karena mesin partai terbatas dan sukar diandalkan, maka Prabowo dan Partai Gerindra harus memacu ‘langkah kuda’ di daerah-daerah maupun perkotaan. Mereka mengajak para aktivis dan simpatisan serta relawan untuk meminta dukungan rakyat di segala lapisan. Dengan spirit kebangsaan, Gerindra berkomitmen untuk memberdayakan kaum miskin di sektor pertanian, kelautan, dan pedesaan sebagai tanggung jawab moral dan solidaritas sosial.
Menurut Glenny, kehidupan berdemokrasi di Indonesia setelah era reformasi di mana seluruh masyarakat mempunyai kebebasan berserikat, mengeluarkan sikap dan pendapat, tetap harus mempertimbangkan dan menjunjung etika. Dengan begitu, tindak dan pikiran politik, tidak terjebak pada sikap sempit, sektoral, mau menang sendiri dan menyerang, terlebih bila dilandasi oleh kepentingan politik yang kuat.
“Kami di Gerindra khawatir kalau etika politik tidak tertata dengan baik, akan muncul budaya seenaknya sendiri. Ini berbahaya untuk generasi mendatang,” kata Glenny Kairupan, analis strategi di Lemhannas. (inilah.com)