JAKARTA, (PRLM).- Hasil dua lembaga survei yaitu Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) dan IndoBarometer, beberapa parpol mengalami perubahan posisi. Partai Demokrat dengan suara 4 persen berada di urutan keempat setelah Golkar, PDIP, dan Gerindra lalu PKS. Sementara PPP, PKB, PAN dan Hanura diprediksi tamat di pemilu 2014.
Namun demikian, Demokrat menyatakan hasil survei itu bukan akhir dari segalanya. Kemerosotan Demokrat tersebut diakui sebagai konsekuensi berbagai masalah yang dihadapi kadernya seperti Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng, M. Nazaruddin, Angelina Sondakh, Mirwan Amir dan lain-lain yang disebut-sebut terlibat korupsi berbagai instansi pemerintah terkait APBN.
“Hasil survei yang menempatkan Partai Demokrat di urutan ke-4, tidak bisa diabaikan. Itu antara lain akibat isu-isu dan kasus-kasus yang menimpa Demokrat yang memberikan andil turunnya popularitas partai. Selain itu wacana politik yang dibentuk oleh publik turut mempengaruhi. Tapi, itu bukan akhir dari segalanya, bukan end of the world. Kami masih punya waktu. Karena itu, kader Partai Demokrat perlu bekerja lebih keras dan lebih cerdas agar dua tahun ke depan popularitas Demokrat meningkat lagi,” tandas Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf pada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat (8/6/12).
Dalam survei IndoBarometer yang dirilis Kamis (7/6/12), menunjukkan pemilih muda di bawah usia 30 tahun ternyata lebih memilih Partai Golkar. Setelah Golkar, ada PDI Perjuangan, Gerindra, disusul Demokrat. Survei itu dilakukan pada 8-19 Mei 2012 di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan responden 1.200 orang. Golkar di urutan pertama dengan memperoleh 16,8 persen, PDI Perjuangan 13,7 persen, Gerindra 9,8 persen, dan Demokrat 4 persen.
Sebelumnya berdasarkan survei SSS yang dirilis Rabu, 6 Juni 2012 ini, juga diketahui elektabilitas Partai Gerindra yang dibinanya menyodok ke urutan empat dengan perolehan suara 10,5 persen. Partai dengan elektabilitas tertinggi sebesar 23 persen adalah Golkar, berturut-turut PDIP 19,6 persen, Demokrat 10,7 persen, Gerindra 10,5 persen, PKS 6,9 persen, Partai NasDem 4,8 persen, PPP 3 persen, Hanura 2,7 persen, PAN 2,2 persen, dan PKB 2 persen. Partai-partai lain di luar itu mendapat angka di bawah 1 persen.
Wasekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan mengakui bangga dengan hasil survei yang dikeluargan beberapa lembaga survei termasuk internal partai lain. Meski hasilnya menempatkan Partai Demokrat diurutan tiga ke bawah, namun hasil itu dianggap sebuah prestasi karena Demokrat belum melakukan kegiatan apapun.
“Ini mencerminkan persepsi pada saat sekarang dan Partai Demokrat belum bergeliat, karena masih berkonsentrasi kepada tugas masing-masing. Ini sudah tinggi, belum berbuat apa-apa saja sudah tinggi,” ujarnya.
Wakil Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Malik Haramain justru mempertanyakan validitas hasil survei SSS tersebut. “Selain metodologinya yang meragukan, hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga survei sebelumnya tidah seburuk itu, justru suara PKB naik,” kata Malik membela diri. Karena itu katanya, PKB sama sekali tidak yakin dengan hasil survei SSS itu, apalagi dalam survei SSS itu, elektabilitas PKB hanya 2 persen.
Sementara, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang dalam survei tersebut meraih 3 persen, akan menjadikan hasil survei tersebut sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan diri ke depan. “Terlepas dari kebenaran metoda dan samplingnya, survei bisa memberikan gambaran persepsi masyarakat. Kami merasa tercambuk untuk bekerja lebih keras, lebih tegas, dan lebih berpihak kepada kepentingan rakyat,” ujar Sekjen DPP PPP M Romahurmuzi. (A-109/A-88)***
(Pikiran Rakyat)