JAKARTA– Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyayangkan langkah yang dipilih pemerintah dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebesar Rp 1.500 per liter.
Langkah kebijakan itu, seperti diutarakan Ketua Umum Gerindra Suhardi jauh lebih baik jika pemerintah menata angkutan massa.
Ditegaskannya, kondisi angkutan umum di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, angkutan umum di tanah air jumlahnya hanya 1,6 persen dan dipaksakan mengangkut 46 persen penumpang.
“Alangkah buruknya angkutan umum itu hanya 1,6 persen. Dan dipaksa mengangkut 46 persen. Sehingga banyak orang lebih memilih memakai kendaraan pribadi ketimbang naik angkutan umum,” tegas Suhardi mengkritisi kebijakan pemerintah, di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (8/3/2012).
“Dan akhirnya orang lebih suka naik kendaraan pribadi, sehingga pemakaian BBM membengkak. Dan jalanan macet total kayak gitu,” tambahnya seraya menyebutkan akibatnya malah menyebabkan pemborosan luar biasa bagi energi dan anggaran.
Suhardi mengaku bersama Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto telah mengingatkan Presiden SBY jauh hari soal pentingnya penataan angkutan umum. Namun hingga kini tetap masih tidak terlaksana.
“Padahal, saat presiden SBY menjadi presiden 2004, saya dan Pak Prabowo sudah menghadap beliau dan saya langsung bilang beliau harus pertama kali menata transportasi. Tidak bisa tidak,” tegasnya.
Suhardi mengingatkan bahwa BBM tidak mungkin bisa dicegah agar tidak naik dan tidak habis. “Nah kami sudah tawarkan,” jelasnya.
(tribunnews.com)