Jakarta – Rencana pemerintah akan menghidupkan kembali program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai pengamat politik dan perburuhan Tarjo Arya sebagai jaring pencitraan pemerintahan SBY-Boediono.
BLT tersebut akan diberikan kepada masyarakat miskin yang terkena langsung dampak kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
“BLT itu sebagai pencitraan SBY saja, rakyat juga sudah tahu bahwa SBY gagal total memberantas korupsi yang diduga melibatkan petinggi partainya di Demokrat,” kata Tarjo kepada wartawan, Minggu (26/02/12).
Tarjo lalu mengingatkan masyarakat tentang iklan partai Demokrat dan janji Presiden SBY yang akan terdepan memberantas Korupsi.
“Masih ingatkan dengan kata-kata SBY akan memimpin paling depan memberantas korupsi. Mana itu janjinya?,” tagihnya.
Maka itu biar pemerintah terkesan baik menurut Tarjo, memberikan bantuan BLT kepada rakyat miskin perkepala keluarga sebesar Rp100 ribu, namun itu bukan lah solusi yang bijak.
“Itu bukan solusi yang bijak, itu adalah pencitraan untuk pemerintahan SBY yang selama ini telah rusak akibat isu korupsi. Apalagi dua Menterinya diduga terlibat minta fee delapan persen kepada terpidana Mindo Rosalina Manulang dalam kasus korupsi proyek Wisma Atlet Palembang,” pungkasnya.
(dkinews.com)