TEGAL – Apa yang terjadi dengan bangsa Indonesia, baik menyangkut bidang politik, ekonomi, keamanan, hukum, tenaga kerja, kesejahteraan sosial dan sebagainya. Semua itu tak luput dari perhatian. Dalam pidato politiknya, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Kota Tegal, Heri Anggoro SH menyatakan, apa yang terjadi hari ini benar-benar memprihatinkan. Harga diri sebagai bangsa besar yang diperjuangkan para pendahulu dan pahlawan, tak sesuai harapan.
Misalnya wilayah Indonesia sering dimasuki kapal-kapal asing. Tapi pemerintah diam saja. Selain contoh lain yang menunjukkan tidak berdayanya sebuah bangsa. Termasuk masalah tenaga kerja di luar negeri. Sementara bidang lain, banyak produk hukum sengaja dipaksakan untuk diterapkan. Padahal jelas-jelas tidak sesuai dengan Pancasila.
“Apa yang terjadi masih jauh dari apa yang diamanatkan para pendiri bangsa. Fungsi negara tak berjalan sebagai mana mestinya. Kekayaan alam begitu melimpah. Sehingga banyak negara mengincarnya. Namun banyak rakyat hidup di bawah garis kemisikinan. Bahkan minum susu saja tak pernah. Apakah saudara-saudara rela dengan keadaan seperti ini? Gerindra tidak tinggal diam dengan kondisi itu,” ucap Heri Anggoro yang disambut yel-yel.
Masalah korupsi tak luput dari perhatian. Dari seluruh fraksi di DPR RI, hanya Gerindra yang anggotanya tak tersangkut kasus. Ini merupakan bukti komitmen parpol tersebut dalam upaya pemberantasan korupsi. Untuk itu, perlu adanya gerakan pemulihan negara pada riilnya. Karena yang terjadi sudah sangat melenceng. “Setelah 12 tahun umur reformasi, ternyata Indonesia memerlukan langkah konsolidasi, dan integrasi bahkan kodifikasi kebijakan politik. Sebagaimana
dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan, seperti dialami saat ini. Namun dalam prakteknya memunculkan dan mengindikasikan berbagai kelemahan, yang tanpa disadari menghambat tujuan reformasi. Bahkan reformasi gagal. Hal ini sebagai kenyataan sejarah yang akan selalu diingat,” imbuhnya lagi.
Lebih lanjut Heri Anggoro menandaskan, sebagai solusinya tidak ada cara lain selain kembali pada sistem ketatanegaraan UUD 1945, yang merupakan penjabaran Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 serta Pancasila. “Bercermin dari keadaan dan potret kehidupan politik seperti gambaran di atas, Partai Gerindra tidak ada pilihan lain merebut suatu kemenangan Pemilu tahun 2014. Kalau besok diadakan pemilu, Gerindra Kota Tegal optimis mendapatkan 4 kursi,” tuturnya mantap.
Bekerja keras membangun bangsa merupakan komitmen parpol tersebut, dalam upaya mengentaskan penderitaan rakyat. Sebelum dilakukan pencanangan gerakan Revolusi Putih, sebuah gerakan minum susu. Khususnya bagi anak-anak yang tak mampu. Disamping melakukan aksi donor darah, pembangunan rumah ibadah, dan tempat belajar baca tulis Al-Quran serta bantuan modal.
(radartegal.com)