JAKARTA– Gonjang-ganjing adanya upaya pendongkelan terhadap Presiden SBY dan Wapres Boediono mendapat tanggapan dari banyak politisi. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, misalnya. Ia menilai pada sistem pemerintahan Indonesia saat ini, sulit untuk melengserkan SBY-Boediono.
“Dalam sistem kita, tidak gampang mendongkel dan menjatuhkan presiden, kalau presiden tidak secara nyata-nyata melakukan korupsi. Sistemnya harus diuji di MK,” ujar Martin kepada Tribunnews.com, Senin(13/2/2012).
Menurut Martin, banyaknya aksi unjuk rasa serta kasus-kasus sengketa pertanahan tidak cukup menjadi alasan untuk menjatuhkan Presiden SBY. Selain itu, kata Martin, selama SBY tidak berbuat perilaku menyimpang-misalnya korupsi- akan sulit mendongkel SBY dari kursi kekuasaan. Apalagi kondisi ekonomi Indonesia masih dalam keadaan bagus.
“Itu tidak akan cukup alasan menjatuhkan presiden. Selama presiden fokus kepada pekerjaannya dan tidak membuat perilaku menyimpang, saya kira sulit menjatuhkan presiden. Apalagi keadaan ekonomi kita tidak terlalu mengkhawatirkan, misalnya keadaan ekonomi gawat, bisa lebih mudah ekskalasi mendongkelnya,” jelas Martin.
Untuk itulah anggota Komisi III DPR ini meminta baik Presiden SBY dan semua anak buahnya agar dalam bekerja mengukur kinerja kabinet dan hasilnya bukan berdasarkan pencitraan semata.
“Jangan di citra, misalnya kan ukuran-ukuran tolak ukur impor Rp 120 triliun, kenapa harus impor pangan? Berarti kita tidak mempersiapkan swasembada di bidang pangan kita selalu swasembada beras,” pungkasnya.
(tribunnews.com)