Jakarta – Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto menyatakan negara Indonesia sudah dibawa jalan yang salah karena tidak membangun kebijakan pro rakyat. Indonesia yang awalnya adalah memproduksi tebu namun mengimpor gula termasuk bawang merah, ikan, garam dan kentang.
“Ini negara yang terdiri lautan kita mengimpor garam, kita mengimpor singkong, sungguh rakyat kita menuntut pembelaan,” ujar Prabowo saat berpidato pada perayaan HUT ke-4 partai Gerindra, di kantor Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Jakarta Selatan, Senin malam (6/2).
Menurut Prabowo, semua kebijakan yang menguntungkan kekuatan asing dan tidak membela rakyat kepada kadernya Prabowo mengingatkan untuk membela sekuat hati tentang kepentingan rakyat. Prabowo menyatakan jikalau 26 anggota DPR RI dari Partai Gerindra tidak mampu menahan neo liberalisme dan cengkaraman ekonomi ditangan pihak asing kalau perlu ditarik semuanya.
“Saudara-saudara, kalau 26 anggota DPR RI dari Gerindra tidak mampu menahan neo liberalisme dan menahan arus cengkraman ekonomi asing kalau perlu kita tarik semuanya,” tegas Prabowo.
Prabowo mengatakan lebih baik pihaknya tidak ikut memutuskan kebijakan yang tidak pro rakyat, tidak mementingkan kebijakan dan membela, dari pada ikut tercemar dan tercoreng dihadapan rakyat Indonesia.
Terjadinya peningkatan terhadap harga pangan-pangan dunia, bencana alam hingga menyebabkan Indonesia melakukan impor. Kebiasaan pemimpin Indonesia yang memutusakan untuk terus melakukan import merupakan kebijakan yang membahayakan bagi Indonesia dan rakyat.
“Kebiasaanya pemimpin kita memilih impor, impor, impor terus sangat membahayakan Indonesia dan rakyat Indonesia,” lanjut Prabowo.
Banjir yang telah merendam tiga per empat sawah di seluruh Thailand, Vietnam yang juga sudah terkena bencana, dengan dengan demikian terus Indonesia akan mengimpor darimana lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Partai Gerindra menurut Prabowo adalah yang pertama mencanangkan pembangunan ekonomi harus melalui pertanian. Ia berpendapat Indonesia harus mencetak sawah baru dan lahan-lahan baru.
“Yang sinis mengatakan dari mana tanahnya, kita memiliki puluhan juta hutan rusak, tapi kaum liberal mau itu diberi hak guna usaha ke perusahaan besar, dan ujungnya ke perusahaan asing,” tegas Prabowo.
(erabaru.net)