Pasar Modern BSD City mampu menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan. Pasar ini dikelola secara modern sehingga mampu mendatangkan banyak pembeli. Ekonomi kerakyatan bila dikelola dengan baik hasilnya ternyata sangat luar biasa. Salah satu contoh adalah Pasar Modern BSD (Bumi Serpong Damai) City. Pasar yang terletak di Desa Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang Selatan, Banten, ini awalnya adalah pasar tradisional. Di tengah pesatnya pembangunan dan pengembangan BSD sebagai kawasan perumahan elit, maka pasar tradisional yang terkesan becek, kotor, kumuh, dan banyak preman, tentu bukan tempat belanja yang layak untuk para penghuni BSD. Untuk mensiasati hal itu pihak pengelola pasar menyulap pasar itu menjadi pasar modern, tapi tetap mempertahankan sifat-sifat tradisionalnya.
Di bangunan di atas tanah 1,3 hektar, para pedagang menjajakan dagangannya, mulai dari segala jenis sayuran, bumbu masak, tempe, tahu, dan bahan makanan lainnya hingga pedagang ikan dan daging ada di sini, layaknya pasar tradisional biasa. Bedanya dengan pasar tradisional biasa, lapaknya tertata rapi dan teratur.
Lapak para pedagang yang menjadi ciri pasar tradisional, terletak di bagian dalam bangunan pasar, dan sengaja dibuat sedikit tinggi, sehingga pembeli tidak perlu jongkok pada saat berbelanja. Di bagian tengah terdapat 303 unit lapak dengan ukuran 4 meter persegi per unit, terbagi dalam beberapa kelompok lapak sesuai dengan jenis dagangannya. Ada lorong untuk pedagang sayur, lorong pedagang daging, di bagian lain khusus untuk pedagang ikan basah.
Masih di bagian dalam pasar, lapak-lapak ini dikelilingi oleh 320 kios dengan ukuran antara sembilan hingga 15 meter per-unit. Lalu, di sisi luar bangunan pasar yang berbentuk empat persegi terdapat 100 ruko dengan ukuran 40 meter persegi per-unit. Menurut Ketua Pengelola Pasar Modern BSD City, Deddy Wirman, jumlah pedang di pasar ini mencapai 800 orang.
Geliat Pasar Modern BSD City ini tidak hanya berlangsung dari pukul 04.00 hingga pukul 17.00 WIB yang merupakan jam operasi pasar, tapi pada malam hari giliran kafe tenda menggelar berbagai jenis kuliner. Tidak kurang dari 60 buah kafe tenda yang berdiri di lahan parkir seluas 0,2 hektar yang mengitari bangunan pasar.
Pasar Modern BSD City, berdasarkan catatan Deddy Wirman, dikunjungi tidak kurang dari 4000 hingga 5000 orang per harinya. Jumlah pengunjung yang tak sedikit tentunya. Maka tak mengherankan, kalau lahan parkir yang tersedia cukup luas tak mampu menampung jumlah kendaraan pengunjung, sehingga terpaksa meluber ke pinggir jalan umum di depan, di sisi kiri dan belakang pasar.
Melihat penampilan mereka, para pengunjung, yang berbelanja di sini adalah ibu atau bapak-bapak dari kelas menengah ke atas. Mereka berpakain rapi dan necis dengan dandanan yang apik. Para pengunjung ini bukan hanya dari kawasan perumahan BSD, tapi juga dari perumahan lain di seputar BSD, seperti Pondok Indah, Bintaro, Ciputat, Pamulang, Tangerang dan lainnya.
Pengemasan pasar tradisional menjadi pasar modern, seperti Pasar Modern BSD City ini, mampu menahan gempuran mal, supermarket, dan hypermarket. Semula ada anggapan Pasar Modern BSD akan sepi setelah dibangun dan berujar operasinya ITC Carrefour BSD dan Giant BSD. “Ternyata kehadiran dua supermarket itu tak berpengaruh pada Pasar Modern BSD,” ujar pegawai Pengelola Pasar Modern BSD City, Liana Lestari.
Dengan kondisi pasar modern seperti ini, setiap hari ratusan juta hingga miliaran rupiah uang beredar di sini. Menurut Deddy Wirman, satu lapak saja setiap harinya terjadi transaksi senilai Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Kalau angka ini dikalikan 303 lapak, maka sehari dari sektor lapak saja terjadi transakasi senilai Rp151,5 juta hingga Rp 303 juta. Belum lagi dari kios, ruko dan kafe tenda. Jelas yang diuntungkan adalah para pedagang, khusus pedagang kecil.
Noviarman, seorang pedagang barang kelontong di Pasar Modern BSD City, mulai berjualan di sana sejak masih berbentuk pasar tradisional. Dari hasil berjualan di pasar ini ia mampu menyekolahkan anakanaknya. “Jualan di sini untung,” ujar pria yang menjabat sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Modern (P3M). Hal senada juga dikatakan Andik, seorang penjaga toko baju anak-anak dan perempuan. ”Kesannya enak, senang, dan laku terus,” ujarnya.
Para pedagang di Pasar Modern BSD ini berhimpun dalam P3M (Persatuan Pedagang Pasar Modern). Organisasi beranggota 170 pedagang itu dibentuk sebagai upaya mewujudkan salah satu basis ekonomi rakyat yang bisa diandalkan, dan mempertegas peran pedagang pasar sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem ekonomi nasional. “Kami di sini untuk memberikan sumbangsih kepada pembangunan ekonomi nasional,” ungkap pria asal Sumatra Barat itu.
Dengan bergabung dalam organisasi P3M, menurut Noviarman, para pedagang akan memperoleh beberapa keuntungan, antara lain: kemudahan mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), menjalin hubungan yang baik sesama pedagang, dan menjalin hubungan yang baik antara pedagang dan pengelola pasar sebagai mitra bisnis yang saling menguntungkan.
Para pembeli juga mengaku merasa nyaman berbelanja di sini. Diah Fitri, seorang pengunjung mengatakan, senang berbelanja di pasar modern ini. Ruangannya luas dan atapnya tinggi, sehingga sirkulasi udara lancar. Dan, yang jelas tidak kepanasan dan tidak terkena air hujan di kala hujan turun, serta tidak becek seperti yang pernah ia alami di pasar tradisional. Harga pun tidak terpaut terlalu jauh dari pasar tradisional, dan yang pasti jauh lebih murah dari supermarket.
Pasar modern BSD City yang berdiri sejak 1 Juli 2004 itu telah membuktikan kesuksesannya. Buktinya, setahun setelah berdiri, pasar ini sudah menyabet predikat sebagai pasar terbaik. Dan pada 2010, WHO mengadakan suatu acara di Pasar Modern BSD City. Lembaga kesehatan dunia ini memilih pasar itu bukan tanpa alasan. Dan, yang pastinya alasannya adalah bersih dan sehat.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam suatu kesempatan meninjau Pasar Modern BSD City memuji pengelolaan pasar tradisional yang dikemas lebih profesional, seperti Pasar BSD ini, sehingga mampu memikat banyak warga untuk berbelanja, meskipun di sekitar pasar tersebut terdapat beberapa ritel raksasa. Tak heran, bila Pasar Modern BSD City tak lelah-lelahnya menerima kunjungan dari pemerintah daerah dari seluruh Indonesia.
Karena pasar ini dinilai sukses, maka Kementerian Perindustrian dan Perdagangan merekomendasikan pasar itu sebagai rujukan bagi pemerintah daerah bila hendak membangun pasar tradisional. Dan, pasar ini juga menginspirasi Olympus Development untuk membangun pasar sejenis di sejumlah tempat, yaitu di Cikarang, Cengkareng, Daan Mogot, Palem Paradise, Bekasi, Kosambi, Bogor, dan tempat lainnya.