Penempatan posisi beberapa calon menteri yang akan disusun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih banyak berdasarkan akomodasi partai politik. Sedang aspek profesionalisme dikesampingkan.
Hal itu memang sengaja dilakukan oleh SBY dengan tujuan untuk mengontrol kinerja menteri. SBY juga lebih menginginkan para menterinya agar tetap loyal dan memiliki karakter yang sama.
“Profesionalisme memang dikorbankan, tidak sesuai pos keahlian merupakan bentuk kebutuhan sekuritas yang dilakukan SBY agar bisa tetap mengontrol kinerja kabinet,” kata pengamat politik UGM Dr Abdul Gaffar Karim di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur Yogyakarta, Rabu (21/10/2009).
Menurut Gaffar, SBY ingin membangun kekuatan politik yang sebesar-besarnya melalui para menterinya. SBY juga berkeinginan agar di bawah kepemimpinannya para menteri memiliki citra yang sama. Gaffar berharap, PDI-P, Hanura dan Gerindra sebaiknya tetap tidak ikut dalam gerbong pemerintahan. Hal tersebut patut dilakukan untuk mengontrol kerja pemerintah melalui di DPR agar ada keseimbangan dengan eksekutif.
“Ini perlu dilakukan hanya saja sayangnya di DPR itu tidak ada yang sepaham selama ini. Ada yang oposisi tapi ada yang tetap mendukung pemerintah,” pungkasnya.(Detik.com)