“Tim kampanye menyesalkan sikap KPU yang tidak independen,” ujar Sekretaris Umum Tim Kampanye Mega-Prabowo Fadli Zon saat menggelar jumpa pers di Mega-Prabowo Media Center, Jl Prapanca, Jakarta Selatan, Selasa (9/6/2009).
Selain perubahan jadwal, Fadli menjelaskan ada pemberitahuan mendadak untuk menampilkan atraksi kesenian. Hal ini cukup menyulitkan karena informasinya serba mendadak.
Fadli meminta Bawaslu untuk mengaudit keputusan KPU dan akses informasi KPU yang hanya bisa diakses pihak-pihak tertentu. Menurutnya jangan sampai KPU diintervensi oleh pihak-pihak tertentu.
“Deklarasi damai tersebut lebih sebagai bentuk pemenuhan administrasi politik dan pengakomodasian pasangan incumbent SBY-Boediono,” ungkapnya.
Walau protes, Fadli menyatakan bahwa pasangan Mega-Prabowo tetap akan datang pada acara itu. “Kami taat pada aturan main. Waktu pengambilan nomor urut pun kami tetap datang,” jelas Fadli.
Protes Pengurangan TPS
Selain memprotes deklarasi kampanye damai, tim kampanye Mega-Prabowo pun menyatakan keberatan terhadap pengurangan jumlah TPS. Awalnya TPS berjumlah 519.000, namun pada pilpres dikurangi 69.000 menjadi 450.000.
“Ini kan aneh, jumlah pemilih katanya bertambah, tapi kenapa TPSnya dikurangi,” ujar Fadi Zon.
Menurut Fadli hal ini akan menyulitkan pemilih dan membuka kecurangan-kecurangan baru. “Ini berpotensi mengaburkan DPT ganda dan membingungkan pemilih,” ungkapnya.(Detik.com)