Diperbolehkan lembaga survei mengumumkan hasil pemungutan suara 9 April 2009 dengan perhitungan cepat (quick count) di hari “H” itu juga, harus diwaspadai. Pasalnya, lembaga survei yang menyelenggarakan quick count bisa dipesan oleh partai politik yang ‘berduit’ untuk memenangkannya.
“Di Indonesia sekarang ini anda tahu uang sangat berkuasa,” ungkap Prabowo Subianto di sela-sela pertemuan dnegan para bloggers di Amigos Cafe, Jakarta, Selasa (31/3) malam.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini melihat, politik uang sangat mewabah di Indonesia. Prabowo Khawatir, keputusan MK ini menjadi angin segar bagi parpol yang ‘berduit’ untuk memesan lembaga survei. Prabowo pun meragukan validitas quick count menjelang pemilu. Ia pun menilai, banyak lembaga survei melakukan survei berdasarkan atas pesanan.
Prabowo khawatir kalau quick count dipesan bisa mempengaruhi pikiran pemilih, sehingga dibuat untuk mempengaruhi kehendak umum. “Sudah banyak kan survei dipesan. Tapi saya percaya partai yang menang akan tetap menang,” beber calon presiden (capres) dari Partai Gerindra.
Menurutnya, lembaga survei yang tidak dilarang melakukan quick count sebagaimana telah diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap hasil pemilu 9 April nanti, adalah tidak mendidik karena banyaknya lembaga survei pesanan parpol. “Menurut saya ini tidak mendidik, seharusnya tidak boleh, tapi MK sudah memutuskan ya bagaimana lagi,” tutur putra mendiang begawan ekonomi Prof Soemitro Djojohadikusumo. (jakartapress.com)