Mengambil peluang dari konflik internal PKB memang merupakan langkah yang strategis. Walau Abdurrahman Wahid sudah ‘dilengserkan’ dari PKB, massa pendukungnya masih tetap diperhitungkan parpol lain. Hal inilah yang kini tengah dilakukan Prabowo dan Gerindra dengan menggaet mantan Presiden RI itu. “Gerindra memiliki 7% peluang suara massa pendukung Gus Dur. Jumlah tersebut merupakan angka yang dihitung pada pilkada Jawa timur,” kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fachry Ali saat berbincang dengan INILAH.COM, di Jakarta, Senin (30/3).
Menurut Fachry, jumlah tersebut memang cukup signifikan bila digabungkan dengan suara Gerindra. Namun, itu hanya jumlah suara yang ada di Jawa Timur. Karena suara loyalis Gus Dur yang ada di Jateng, Jabar, atau di luar pulau Jawa, mungkin bisa di bawah 7%. “Walau demikian tetap saja merupakan potensi yang bagus,” ujarnya.
Yang dilakukan Gus Dur dan Yenny Wahid, menurut Fachry memang upaya balas dendam terhadap Muhaimin. Pernyataan ini pernah dilontarkan Gus Dur pekan lalu di Kedai Tempo. Dia akan membuat perhitungan dengan Muhaimin, terlebih saat PKB Muhaimin masih saja memasang foto mantan Presiden RI dalam kampanye di Sidoarjo.
“Tinggal kita lihat saja, apa langkah Muhaimin untuk membendung penggembosan suara yang dilakukan Gus Dur lewat Yenny. Sebaiknya hal ini jangan diambil enteng,” pungkasnya. (inilah.com)