Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hafiz Anshary terlihat kesal dengan munculnya desakan atau wacana penundaan pemilu dengan alasan DPT yang masuk karut-marut. Dengan suara tinggi, Hafiz meminta semua pihak untuk tidak memberikan statement atau wacana yang tidak mendasar, terutama menyangkut penundaan pemilu.
“Jangan bikin rakyat cemas dan khawatir. Meski berbicara merupakan hak setiap orang, sebaiknya memberikan keterangan yang bermanfaat bukan sebaliknya. Kasihan masyarakat yang sudah mulai semangat dengan pelaksanaan pemilu, harus ditakut-takuti dengan isu penundaan segala,” terangnya, Senin (23/3).
Lebih lanjut, guru besar IAIN Antasari Banjarmasin ini mengatakan, persoalan DPT sudah diselesaikan dengan memanggil KPU setempat, baik Sampang maupun Bangkalan. Semua data yang ada sudah dicek dan dicocokkan ternyata tidak ada persoalan.
Terkait dengan isu penggelembungan di Dapil Jatim VII yang meliputi wilayah Pacitan, Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek, menurut Hafiz, hal itu hanya sebatas wacana politik. Dia menilai, wilayah berpengaruh. Tanpa mau menjelaskan lebih detail, menurutnya, karena merupakan tanah kelahiran pemimpin bangsa.
Selain itu, daerah pemilihan tersebut juga menjadi arena perebutan anak pemimpin bangsa yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari daerah tersebut. Dengan demikian, sangat rawan untuk dijadikan komoditas isu politik sekarang ini.
“Memang kita tidak bisa memungkiri. Wilayah Jatim VII itu sangat bersejarah. Selain kelahiran pemimpin bangsa, juga sedang diperebutkan anak pemimpin bangsa yang maju dari daerah tersebut,” tukasnya.
Meski begitu, sebaiknya semua pihak menanggapi dengan profesional. Artinya, tanpa harus mengeluarkan isu ataupun statemen yang bisa mengganggu ketenangan semua pihak khususnya KPU yang sedang menyiapkan pelaksanaan pemilu.
Oleh karena itu, Hafiz berharap agar semua pihak untuk menahan diri agar tidak memberikan pernyataan-pernyataan yang bisa membuat semua warga cemas. Apalagi, pernyataan tersebut tanpa disertai dengan bukti pendukung yang valid dan teruji kebenarannya. (Kompas.com)