Wakil Dewan Penasihat Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Hasyim Djojohadikusumo menjanjikan tidak akan ada penjualan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke pihak asing kalau diberi kesempatan untuk memimpin Indonesia melalui Pemilu 2009.
Tidak akan ada Telkom, PLN, atau BUMN lain yang dijual. Ini bisa ditagih ke Gerindra,” kata Hasyim disela kampanye rapat terbuka Gerindra di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (21/3).
Menurutnya, hal itu kontras dengan rencana pemerintah yang akan menjual sekitar 35 BUMN pada tahun 2009.
Selain itu, penjadwalan pembayaran utang luar negeri akan dilakukan dan dialihkan sebagai modal penyertaan untuk membiayai program pendidikan, kesehatan, pangan dan energi yang murah serta ramah lingkungan.
Hasyim Djojohadikusumo menambahkan, untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan, dengan menyiapkan lahan sebagai bahan baku bio ethanol. “Kami menargetkan mencetak empat juga hektare lahan untuk aren sebagai bahan baku bio ethanol. Sekitar 24 juta orang dapat dipekerjakan,” kata Hasyim.
Pajak untuk buku pelajaran serta penggantian buku siswa setiap tahun ajaran baru akan menjadi langkah pertama Gerindra di hari pertama kepemimpinan nasional.
Sedangkan Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Gerindra Zanubah Arifah Chofsoh Wahid alias Yenni Wahid mengatakan, perbatasan menjadi isu penting terutama di Kalbar karena terjadi perbedaan yang sangat kontras antara Kalimantan di bagian Malaysia dengan Indonesia.
“Yang terpenting adalah penguatan ekonomi. Perbaiki infrastruktur, air dan jalan,” kata Yenni Wahid. Negara, lanjutnya, harus benar-benar memikirkan dan membuat terobosan untuk mendukung kesejahteraan rakyat.
“Jangan seperti listrik di perbatasan. Sungguh ironi, kebutuhan listrik ternyata negara lain yang menyediakan,” kata Yenni.
Ia menambahkan, Kalimantan merupakan tanah dengan potensi yang amat besar. “Tanahnya bagus, air hujan cukup. Tapi sayangnya tidak dikelola dengan baik,” kata putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu. (Mediaindonesia.com)