Sintong Panjaitan mengungkap kembali perseteruan Benny Moerdani dengan Prabowo Subianto. Kenapa buku ini terbit menjelang Pemilu?
Sebenarnya, sebelum peristiwa Santa Cruz, diplomasi Indonesia di kancah internasional untuk masalah Timor Timur yang dipimpin Menteri Luar Negeri Ali Alatas, sangat sukses. Terakhir paling hanya tinggal dua atau tiga negara yang masih belum menerima Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia. Bahkan Portugal sebagai lawan utama Indonesia dalam konflik ini tampak sudah akan menyerah. Akhirnya semua upaya dan jerih-payah diplomasi itu hancur berantakan setelah pembunuhan Santa Cruz.
Jadi Sintong Panjaitan tercatat sebagai pejabat yang ikut bertanggung jawab atas lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Padahal tak sedikit isteri menjadi janda, anak menjadi yatim, karena sang ayah tewas di Timor Timur sebagai tentara, demi mempertahankan Timor Timur. Belum lagi orang-orang yang masih hidup tapi cacat. Belum dihitung jumlah duit yang dituangkan pemerintah guna membangun daerah itu. Sekarang semua pengorbanan itu sia-sia.
Oleh karenanya buku biografi Sintong Panjaitan berjudul Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando yang ditulis wartawan TVRI Hendro Subroto (Penerbit Buku Kompas, Maret 2009), mestinya dilihat sebagai upaya memulihkan nama Sintong, setelah 18 tahun peristiwa Santa Cruz berlalu. (detik.com)