Dia sudah tentu bukan Jenderal George Patton yang legendaris, yang terlibat dalam dua perang dunia, yang selalu dimenangkannya. Sebagai jenderal paling hebat dalam sejarah Amerika Serikat, biografinya berkisah dari suatu kemenangan ke kemenangan yang lain.
Sedangkan Sintong Panjaitan, 69 tahun, boleh dikatakan adalah jenderal yang gagal. Sebagai Panglima Kodam di Bali, dia dianggap bertanggung jawab atas penembakan demonstran di pemakaman Santa Cruz, Dili, 12 November 1991, mengakibatkan puluhan demonstran meninggal dunia. Kalau dikaji lebih dalam, maka Santa Cruz adalah buah dari kebijakan yang dipilih Sintong bersama para asisten dan aparatnya di Timor Timur.
Tapi akibat peristiwa itu, nama Indonesia sungguh-sungguh terpuruk. Pers internasional menabalkan Indonesia sebagai sebuah negeri Muslim yang besar, menjajah Timor Timur, negeri Katolik yang kecil, dengan sangat kejam.
Banyak negara yang semula mendukung Indonesia dalam soal Timor Timur kemudian berubah pandangan. Akhirnya, ditambah oleh nafsu Presiden B.J.Habibie ingin mendapat hadiah Nobel Perdamaian, Timor Timur lepas dari Indonesia melalui sebuah jajak pendapat yang konyol. (detik.com)