Pertama kalinya dalam sejarah demokrasi Indonesia, warga Baduy yang bermukim di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, akan mengikuti sosialisasi pemilu yang diselenggarakan oleh KPUD Lebak di Leuwidamar, Selasa (17/2).
Hal itu diungkapkan Ketua Media Centre KPUD Lebak, Solihin didampingi anggota KPUD Lebak, Cedin Rosyad Nurdin kepada kabarpemilu di Lebak, Senin (16/2).
Sosialisasi tersebut akan diikuti oleh ribuan warga Baduy dalam dan Baduy luar, yang keseluruhannya telah tercatat sebagai daftar calon tetap (DCT). “Puun (ketua adat) dan Jaro Dainah (kepala desa) juga sudah memastikan kalau warganya akan ikut sosialisasi pemilu yang diselenggarakan KPUD Lebak,” kata Solihin.
Warga yang akan mengikuti sosialisasi pemilu tersebut menggunakan pakaian adat Baduy, yaitu baju putih bagi warga Baduy dalam dan baju hitam bagi warga Baduy luar, lengkap dengan bendo atau ikat kepala serta tas koja yang terbuat dari serat kayu.
Menurut H. Kasmin, tokoh masyarakat Baduy yang juga mantan anggota MPR RI utusan golongan periode 1999-2004, selama ini warga Baduy pantang dan dilarang oleh adat untuk mengikuti pemilu.
“Kami tidak mau menyakiti pihak lain, karena dengan memilih salah satu kandidat, maka kandidat yang tidak terpilih akan sakit hati,” tutur Kasmin kepada kabarpemilu di Lebak, Senin (16/2).
Berkat pendekatan dan sosialisasi yang rutin dilakukan KPUD dan Pemda Lebak, maka warga Baduy akhirnya bersedia menjadi peserta Pemilu 2009, dengan syarat tidak boleh ada atribut parpol di lingkungan pemukiman Baduy. (kabarpemilu.com)