Indonesia seharusnya tidak perlu utang, karena neraca perdagangan ekspor-impor selama 11 tahun terakhir terus mengalami surplus. Demikian disampaikan Prabowo Subianto saat wawancara ekslusif dengan sebuah TV swasta di Jakarta.
Capres dari Partai Gerindra itu mengungkapkan, berdasarkan data BPS, surplus ekspor sepanjang tahun 1997 hingga tahun 2007 rata-rata sebesar 27 miliar US Dollar per tahun. Dengan demikian, selama 11 tahun seharusnya tersedia cadangan devisa 297 miliar US Dollar.
“Itu bukti bahwa bangsa kita kaya. We don’t need to borrow,” ujar Prabowo. Kenyataannya, tambah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut, cadangan devisa nasional menurut Data Bank Indonesia per 31 Oktober 2007, hanya 50,58 miliar US Dollar.
Prabowo menegaskan, Indonesia selama ini tak ubahnya sapi perah, yang menghasilkan uang tapi keuntungan tidak dinikmati rakyat Indonesia. Cadangan devisa selalu menguap.
“Kita memiliki data-data dan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa kekayaan bangsa Indonesia tidak dimiliki lagi oleh anak-anak kita. Kekayaan negara kita mencapai triliunan rupiah tapi semuanya mengalir bukan untuk kita, entah kemana. Ini akibat dari sistem ekonomi yang diterapkan selama ini keliru,” tandasnya. (Detik.com)