Sejumlah kebijakan pemerintah dikritik oleh calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Kebijakan yang dianggap keliru oleh mantan Danjen Kopassus ini antara lain mengenai bantun luar negeri, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) penjualan asset negara ke perusahaan asing, dll. Prabowo juga meminta pemerintah merubah sistem ekonomi nasional yang cenderung liberal menjadi sistem ekonomi kerakyatan
Demikian disampaikan oleh Prabowo Subianto dalam pidato politik saat peringatan HUT pertama Partai Gerindra di Balai Sarbini, Jakarta, Jumat malam (6/2). Menurut Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini, sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia salah. Siapapun presiden, menteri maupun partainya kalau sistem tidak berubah, Indonesia tetap jadi negara miskin. Pertumbuhan ekonomi 7 % yang dicanangkan pemerintah, tidak akan atas masalah.
Selama 63 tahun merdeka, Prabowo melihat fenomena yang janggal yang disebutnya “paradox Indonesia”. Menurutnya, negara yang begitu kaya raya dianugerahi dengan sumber alam yang melimpah ruah, namun rakyatnya masih berada dalam garis kemiskinan, dan terpasung dalam lingkaran kemelaratan. Kekayaan Negara mencapai triliunan rupiah semuanya mengalir bukan untuk kita, tapi ke negara lain yang mengelola hasil tambang kita.
Prabowo mengkritik penjualan asset Negara termasuk kebijakan privatisas BUMN yang cenderung merugikan Negara dan bangsa. “Satu persatu aset-aset negara dijual. Indosat dijual, perusahaan-perusahaan yang menguntungkan, bank-bank besar sudah tidak dikuasai oleh Indonesia lagi, bahkan saya mendengar Gelora Bung Karno mau dipinjamkan untuk menambah devisa, nanti mungkin Monas akan dipinjamkan untuk mencari pinjaman luar negeri, ” ujar Capres Partai Gerindra ini dihadapan pendukungnya.
Menurut Prabowo, sistem ekonomi nasional saat ini cenderung menguntungkan segelintir elit dan kurang memberi manfaat kepada rakyat kecil. “Bank Mandiri yang merupakan bank milik rakyat mengucurkan kredit Rp 19,9 triliun untuk membangun apartemen mewah. Itu keliru. Harusnya dibangun sawah. agar bisa mencipatakan lapangan kerja,” ujarnya.
Kebijakan BLT juga dinilai Prabowo tidak mendidik. “Tapi Gerindra menyatakan hal tersebut adalah konyol. Kalau Rp 13 triliun diinvestasi, itu bisa menjadi 1 juta hektar sawah baru dan 6 juta orang bisa bekerja. Jadi bukan kita tidak punya uang , tapi kita tidak pintar untuk mengelolah,” ujarnya. Menurutnya, kita terperangkap dalam ekonomi pertumbuhan yang rendah. Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan, pihaknya mendirikan Partai Gerindra bukan untuk memuaskan ambisi kekuasaan, melainkan sebagai wujud rasa tidak puas dengan kondisi dan keadaan bangsa Indonesia. “Partai Gerindra ingin memimpin perubahan,” tegas Prabowo. Ia pun ingin membangkitkan suatu kesadaran bahwa bangsa Indonesia mampu untuk berdiri sendiri dan kita mampu membuat macan asia mengung kembali, dan disegani dunia.Karena itu, Prabowo mengajak partai-partai lain untuk bergabung melaksanakan perubahan besar ini. “Bagi rekan-rekan dari parpol lain yang cinta kepada tanah air, kami mengajak Anda untuk bersama-sama melakukan gerakan perubahan. Karena itulah hubungan Gerindra dengan PDIP dan partai lain sangat baik dan mesra,” ujar Prabowo lembut. Namun intonasi suaranya kembali naik, “Tapi bagi parpol yang senang menjual aset bangsa dan mau menggadaikan Gelora Bung Karno, no! Cukup! Kami tidak akan bersama Anda!”
Pidato politik Prabowo tersebut dinilai sangat menohok kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil. Capres Independen Partai Golkar Yuddy Chrisnandi menilai pidato itu sebagai semangat perlawanan. Ia pun memuji Partai Gerindra yang dinilainya memiliki keberpihakan terhadap rakyat kecil dan kedaulatan martabat bangsa. (GMC)