Keluarga Cendana mengancam akan menarik dukungannya jika Prabowo hanya menjadi cawapres. Namun, dukungan keluarga penguasa Orde Baru itu dinilai tidak akan signifikan untuk Prabowo.
“Cendana bukan faktor politik yang menentukan. Jangan-jangan hanya mitologi karena seberapa kekuatan politik itu tidak pernah terukur. Pak Harto sudah tidak lagi berkuasa, hanya sisa-sisa warisan masa lalu,” kata pengamat politik Alfan Alfian kepada detikcom, Kamis (22/1/2009).
Prabowo sebaiknya tidak perlu terlalu pusing dengan tekanan Cendana itu. Menurut Alfan, tanpa atau dengan kelaurga Cendana, Prabowo sudah bisa mempopulerkan diri.
“Kalau Pak Prabowo ingin berkiprah di dunia politik, harusnya rasional. Kalau paling masuk akan cawapres, ya tidak usah pusing-pusing. Prabowo harus punya hitung-hitungan politik sendiri,” tandasnya.
Direktur Riset dan Publikasi dari Akbar Tandjung Institute ini menduga, dukungan Cendana malah akan merugikan Prabowo. Tak dapat disangkal, sebagian masyarakat Indonesia menganggap Cendana negatif.
“Itu malah bisa memunculkan efek negatif buat Prabowo,” tegas dosen FISIP Universitas Nasional (Unas) ini.
Bagaimana dengan pernyataan Prabowo bahwa dirinya orangnya Pak Harto? “Itu hanya klarifikasi terhadap isu-isu yang berkembang selama ini seolah-olah militer yang sadis. Saya kira itu klarifikasi biasa,” tandasnya. (Detik.com)