“Sistem ekonomi kita keliru. Selama 11 tahun, neraca pembayaran mengindikasikan kita sebagai negara untung. Tapi kekayaan kita tidak bertambah,” kata Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, usai mendeklarasikan Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) di Bogor, Senin (19/1).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dua digit untuk bisa mencapai kesejahteraan. Kalau hanya 5-6 persen, dalam lima tahun ke depan Indonesia masih tetap miskin.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika saja dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 13 triliun digunakan untuk menciptakan sawah, maka luas lahan sawah akan bertambah sekitar satu juta hektar yang bisa menghasilkan delapan juta ton beras atau senilai Rp 40 trilliun per tahun.
Di sisi lain, dana bank-bank Pemerintah yang banyak disalurkan untuk kredit perumahan mewah, bisa digunakan untuk menciptakan 2 juta hektare sawah baru, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan.
“Bangsa kita ini sedang sakit, tapi tidak mengerti bagaimana mengelola kekayaan yang dimilikinya,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum DPP GIBAS, Suhaya Jatib Prakarsa mengatakan, ormas yang dipimpinnya menilai Prabowo sebagai pengusaha dan bekas jenderal yang tegas. “Oleh karena itu kami mendukung Prabowo sebagai RI 1,” tegasnya.
GIBAS, lanjut dia, ingin memainkan peranan untuk terlibat dalam tata cara penyelenggaraan negara serta bertekad untuk membantu menyukseskan Pemilu 2009. (Inilah.com)