Banyaknya hasil survei yang menggambarkan rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pemilu 2009 harus menjadi masukan bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini pun dianggap ancaman serius buat kualitas Pemilu yang tinggal 3 bulan lagi.
“Apalagi banyak survei yang nyata menunjukkan bahwa masyarakat belum memehami cara memilih. Menurut saya, ini ancaman serius untuk kualitas pemilu kita,” ujar Direktur Center for Electoral Reform (Cetro) Hadar Navis Gumay.
Hal itu disampaikan Hadar dalam dialog kenegeraan bertajuk ‘Potensi Kerawanan Pemilu 2009 Secara Teknis dan Administratif’ di Gedung DPD, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/1/2009).
Untuk itu, lanjut Hadar, sosialiasi yang dilakukan KPU dan parpol haruslah maksimal. “Petugas di TPS harus mendapatkan pelatihan khusus. Karena akurasi yang tidak tepat akan menjadi ruang manipulasi makin lebar dan menimbulkan banyak sengketa,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura Samuel Koto menilai, tingkat kerawanan Pemilu 2009 lebih tinggi dari dari Pemilu 2004. Hal ini bisa dilihat dari penetapan partai politik peserta pemilu di awal tahapan pemilu. “Yakni dimulai dari penetapan partai perseta pemilu ynag ngicrit-ngicrit,” ujarnya. ( Detik.com)